Antologi Puisi & Novel Indonesia (2)
Sebelum ini saya ada menulis tentang Buku Antologi (Kumpulan) Puisi Indonesia yang dibeli menerusi instagram @BukuIndonesiaku. Namun tahun ini saya ada membeli juga Novel; Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 yang hangat diperkatakan menerusi Instagram Buku Indonesia yang dijual di Malaysia: @aqila.books. Baiklah, ini perkongsian saya, moga bermanfaat.
- Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi oleh Eka Kurniawan
Sebuah buku kumpulan cerpen yang di luar kotak. Sederhana penyampaiannya, mudah difahami namun isinya luar biasa. Tidak klise.
- "Semoga sederhana urusannya"
- "Selamat menemui kekasih yang manis." - Eka Kurniawan,
Antara cerita pilihan:
Cerita batu, anjing, tidur panjang, kencing, perempuan patah hati. Hampir semua sebenarnya.
- Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi oleh M. Aan Mansyur
Buku ini buat saya sedar kenangan mampu membangun dan kadangkala mampu membunuh. Sesederhana itu hal-hal hidup yang dicerita 'Jiwa' dan ada komentar 'Nanti' ini mendekat. Buat kita (pembaca) percaya yang rasa sayang selalu punya harapan walaupun di saat sesuatu peluang sedang menipis. Memetik kata M. Aan Mansyur, "Tidak ada novel yang betul-betul fiksi, sebagaimana tidak ada kisah di luar novel yang sepenuhnya nyata".
"Percaya diri tumbuh menjadi menara."
"Mencemburui masa lalu seseorang adalah salah satu hal paling mneyedihkan dan lucu di dunia ini."
"Jangan pernah menyakiti hati perempuan, terutamanya ibumu."
"Selalu ada jalan untuk melakukan hal-hal yang baik."
"Hidup selalu punya tetapi."
"Mantan kekasih seperti hutang. Kita tidak pernah betul-betul melupakannya. Kita hanya selalu pura-pura melupakannya."
"Untuk bisa kuat, sebatang pohon harus dihantam angin kencang berkali-kali." - Ibu Jiwa
"Semua orang akan mati, tetapi tidak semua orang betul-betul hidup."
"Jika kehidupan adalah buku, memaafkan diri sendiri adalah cara terbaik untuk menyuntingnya."
- M. Aan Mansyur
- Perahu Kertas oleh Dee Lestari
Jika cerita itu sudah dibawa ke filem jangkaannya pasti novelnya bagus. Begitulah saat awal fikir semasa melihat buku ini. Lantas setelah saya membacanya, saya lihat penuh dengan kisah tulus persahabatan dan harapan dalam mengejar impian. Bagaimana kita kadangkala terperangkap di antara rasa yang melebihi batas atau terlalu mengawal diri.
Antara petikan menarik:
"Mungkin harus dengan cara yang kamu kata dahulu. Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita, supaya dapat menjadi diri kita yang sebenar." - Keenan
"Tidak lama lagi kamu akan berjaya. Jangan sampai rosak di tengah jalan gara-gara kita ikut rasa hati." - Kugy.
"Pelukis yang baik dapat mengungkapkan semuanya, termasuk kekosongan sekalipun."
"Pelukis-pelukis di sini biasanya mempunyai sumber inspirasi. Mereka melukis berdasarkan sumber yang sama. Dengan begitu mereka dapat mencapai tingkat penghayatan paing tinggi. Mungkin perkara seperti itu yang perlu kamu cari."
"Setiap pelukis pasti akan memilih 'jodoh' masing-masing. Oleh itu, jangan cepat berputus asa. Kadang-kadang kanvas kosong ada suaranya. Tanpa kekosongan, siapa pun tidak akan dapat memulakan sesuatu. " - Luhde berkata kepada Keenan.
"Kenangan cuma hantu di sudut fikiran. Selama kita hanya diam dan tidak berbuat apa-apa, selama itulah ia akan terus menghantui kita. Tidak akan menjadi kenyataan." - Luhde
"Apabila sedang berantakan, tidak semestinya mahu mencari pasangan baru, bukan? Sebaliknya rasa cinta kamu harus diperbaharui. Cinta dapat tumbuh sendiri, tetapi bukan jaminan dapat bertahan selamanya, apalagi apabila tidak dipelihara. Kamu faham?" - Pak Cik Wayan.
"Kita tidak akan tahu sekiranya tidak dicuba. Kamu jangan berhenti menulis." - Kata Kugy kepada Luhde.
"Mungkin juga kerana ada beberapa hal di dunia ini yang susah berubah. " - Noni berkata kepada Keenan.
- Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 (Dilan #1) oleh Pidi Baiq
Fenomena romantis manis kisah benar, cinta remaja Dilan-Milea (dikatakan mengulang ingatan pada fenomena AADC: Rangga Cinta) dan hal-hal penulis ceritanya; Pidi Baiq yang terkait sama setelah begitu ramai menonton filem ini membuatkan saja juga teruja mahu membaca novelnya. Filem ini turut ditayangkan di Malaysia pada Mac 2018.
"Nanti kalau kamu mau tidur, percayalah aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh, kamu gak akan denger. " - Dilan.
"Jangan pernah bilang akan ke aku ada yang menyakitimu." - Dilan
"Kenapa?"
"Nanti, besoknya, orang itu akan hilang! "
"Tidak mencintai, tidak berarti membencinya." - kata Dilan tentang Susi.
"Orang tua seharusnya bisa memahami anak-anak bukan sebaliknya. Jangan anak-anak yang dipaksa harus memahami orang tua. Anak-anak belum mengerti apa-apa, meskipun tentu saja harus kita berikan pemahaman." - Ibu Dilan.
"Ya. Kita tidak bisa mengkritik tanpa lebih dulu memahami apa yang kita kritik itu. Termasuk kita tidak bisa menghakimi anak remaja tanpa kita memahami kehidupannya."
Milea - "Aku tidak tahu kata-kata apa yang tepat untuk mengungkapkan rasa senangku. Mudah-mudahan kamu bisa merasakannya supaya aku tidak lagi menjelaskan."
"Kamu cemburu?"
"Cemburu itu hanya untuk orang yang enggak percaya diri." - Dilan.
"Jadi? "
"Dan sekarang, aku sedang tidak percaya diri."
"Angin, untuk meniup rambutmu. Aku, untuk mencintaimu." - Dilan.
Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli.
Di dalam diriku adalah hutan rindu, adalah sungai yang terus ngalir, adalah laut yang terud berdebur. Tidak ada kekuatan yang dapat menolak, tidak asa keahlian untuk menahan. Begitu kuat seperti kehidupan, dan aktif!
"Nah, sekarang kamu tidur. Jangan bergadang. Dan, jangan rindu." - Dilan.
"Kenapa? "
"Berat," - "Kau gak akan kuat. Biar aku saja."
Banyak hal-hal unik dan romantis menunjukkan betapa Dilan, anak muda yang sedikit nakal dan kadangkala ikut rasa hati begitu menyayangi Milea. Sanggup berbuat apa saja kerana perasaannya. Hidup begituah. Indah jika dihayati dan dihargai.
Sekian untuk kali ini. Teruskan membaca ya.
0 Response to "Antologi Puisi & Novel Indonesia (2)"
Posting Komentar